Kamis, 30 Januari 2014

Ketika Waktu Melemparkan Sauhnya

Hanya 4 menit 38 detik, di ujung bulan Desember, sang waktu melemparkan sauhnya dan terpaut di antaragelombang elektromagnetik. Seukir senyum tolol tercipta seraya mengembalikan ingatan-ingatan lalu. Seperti ingin mempertegas bahwa aku telah terpagut dalam hisapan lumpur waktu. Oh Tuhan benarkah ini? Jika ini salah, hologramkah ia ? Tidak. Aku tahu ia nyata, yang tak nyata adalah kejelasan yang selalu suram. Aku ingin dia, dosa yang paling menakjubkan. Lalu akhirnya, ada hal-hal yang begitu nyata menyeruak dan menarik kakiku kembali menginjak tanah, setelah terlalu lama terpaksa terbang karena rayuan sang waktu. Aku kembali ke kenyataan dan mendapati diriku tengah menginginkan sang bulan yang tak kunjung bertahta. Tersadar dari dalam lamunku, aku tengah takut untuk keluar dari duniaku. Aku nyatanya masih ingin di sini, sendiri.

Tidak ada komentar: