Sabtu, 07 Desember 2013

Aku Sayang Kamu, TAHEDE #Part 3



Sekali lagi aku hanya bisa berlindung dalam gelapku. Dalam malam di saat mereka yang lain nyenyak dalam lelapnya. Pertama aku tak mengerti apa yang membuatku tak bisa tidur meski aku telah menguap berulang kali. Kemudian akhirnya aku mulai paham ketika file-file yang tersembunyi dalam benakku terbuka dengan perlahan. Di dalam file-file tersembunyi itu ada sebuah folder yang tersembunyi. Di folder yang tersembunyi itu ada sebuah cerita kecil yang masih tertata rapi meski tersembunyi.
          Perlahan cerita kecil itu bercerita tentang dua orang yang seharusnya tak pernah bertemu dengan semua kebetulan-kebetulan itu. Cerita kecil yang menyimpan penyakit akut besar yang tersembunyi. Namun tetap saja aku terus menikmati cerita kecil itu bercerita.
          Entah berapa bulan yang lalu. Saat itu aku terjebak dalam kesibukan penerimaaan Mahasiswa Baru. Saat itu aku yakin kau pun terjebak di hal yang sama. Karena tanpa hal yang sama itu kita tidak akan bertemu dengan kebetulan. Kebetulanlah yang menarik kita di saat-saat itu. Saat aku sedang mengecat bambu. Saat kau sedang memegang kamera yang tergantung di lehermu. Saat aku bermain-main dengan cat hitam di jemariku. Saat kau mengarahkan lensa kamera ke arahku. Saat aku sedang tersenyum dengan hasil pengecatanku. Saat kau mengambil potretku tanpa ku sadari. Saat aku kesal mengetahui kau mengambil potretku. Saat kau terkejut aku begitu kesal pada hasil potretmu. Saat aku mendekatimu dengan sikap jutekku. Saat kau meyakinkanku akan menghapus hasil potretmu. Saat aku puas melihat potretku kau hapus. Saat kau kemudian tersenyum. Saat itulah dengan secara kebetulan aku mulai memperhatikanmu.
          Entah beberapa hari kemudian. Kita dengan kesibukan luar biasa kita. Dengan celana dan kaos bahkan kemeja hitam, kita menatap wajah-wajah polos dan lugu itu dengan kesal. Aku mencarimu. Seukir senyum yang membuatku candu. Di antara puluhan orang-orang yang melintas di depanku. Di antara warna hitam yang membuana di penglihatanku. Aku mencarimu. Di sudut ini. Di sudut itu. Di antara para penguasa tahta kerajaan hitam kita. Di antara para cecunguk-cecunguk hitam yang bercanda. Rupanya kau di sana. Duduk di anak tangga sambil melihat-lihat hasil potretmu. Aku melihatmu, dan anehnya itu cukup bagiku.
          Entah beberapa lama kemudian. Kita bertemu di saat perut kita kosong dan kita begitu terlihat sangat lelah. Kita makan di tempat yang sama, meskipun berada dalam kejauhan. Dan sebuah kebetulan itu terjadi. Kebetulan yang seharusnya tak pernah terjadi. Kebetulan yang membuatku semakin hafal wajah dan senyummu. Kebetulan yang membawa kita pada saat-saat itu. Saat dimana kau beranjak lebih dulu dari tempat kita makan. Saat dimana aku memandangmu pergi melintas di depanku. Saat dimana kau mulai memijakkan langkahmu pada anak-anak tangga. Saat dimana aku tak sengaja melihat scraftmu tertinggal tepat di sampingku. Saat kau tak menyadari telah kehilangan. Saat aku mulai digoncang oleh keraguan. Saat kau tetap pada ketidaktahuanmu. Saat aku melipat scraft itu dan menyimpannya ke dalam tasku. Saat kau mulai sibuk dengan bidikan kameramu. Saat aku pergi bersembunyi di ujung sebuah kelas. Saat kau masuk ke dalam kelas itu. Saat aku terkejut dan tak sempat menyembunyikan rokok di tanganku. Saat kau memandangku dengan kaget. Saat aku tak mampu bersuara. Saat kau tak tahu mau bicara apa. Saat itu aku terpikirkan tentang sraftmu. Saat kau akan berbalik pergi. Saat itulah ku hentikanmu dan mengembalikan scraftmu walau sebenarnya ada sebagian dari diriku yang tak ingin melakukannya. Saat kau tersenyum melihat scraftmu itu. Saat itulah aku benar-benar semakin candu akan senyummu. Saat kau menanyakan namaku. Dan saat kita saling melihat kartu panitia untuk mencari nama kita. Saat itu kau pergi. Saat itu aku tetap pada tempatku. Namun pada saat itu aku tersenyum dan bahagia.
          Kita. Kita. Dan kita. Aku menyebut Kau-dan-Aku adalah kita. Seakan sejak kebetulan-kebetulan itu terjadi, aku telah punya firasat kita akan pernah bersama suatu ketika nanti. Alur cerita kecil yang menarik. Dua orang yang seharusnya tak pernah bertemu malah pernah bersama. Dua orang yang seharusnya tak pernah bertemu malah semakin dekat. Dua orang yang seharusnya tak pernah bertemu malah akan sering bertemu nantinya. Dua orang yang seharusnya tak pernah bertemu itu adalah kita. Kau-Dan-Aku.
          Dan sekarang setelah semua kebetulan-kebetulan itu dan saat-saat itu. Setelah semua hal yang seharusnya tak pernah terjadi malah terjadi. Setelah aku jatuh dan melibatkan rasa. Setelah aku percaya pada perasaanku. Aku sadar akan satu hal. AKU SAYANG KAMU TAHEDE ...

Tidak ada komentar: